Minggu, 22 Juni 2008

Sekali Merengkuh Dayung

Pertama kali membaca buku ini kita benar-benar merasa Diah Marsidi merupakan story teller yang hebat! Sungguh, meskipun seringkali membaca pengalaman orang lain di luar negeri hampir selalu menarik, namun Diah tampil beda. Apanya? Dia menghadirkan sisi-sisi humanisme-nya ke dalam setiap kisah dan pengalamannya yang terasa kaya dengan aspek kelokalan dengan nilai artistik.

Diah juga secara detail memberikan keterangan di setiap perjalanannya, seperti jalur transportasi, bagaimana dia menginap, bagaimana bertemu dengan orang lain, pribadi berkarakter, hingga deskripsi lokasi wisata yang melingkupinya. Hampir mirip dengan tokoh traveling Indonesia yang terkenal, H.O.K. Tanzil yang dulu pada 1980-1990-an intens menulis di majalah Intisari. Boleh jadi beliau tokoh favorit Diah. Namun, kita akan bisa menemukan perbedaan di antara keduanya. Tanzil memang rinci dan lebih membumi. Jika Anda ingat, saya pernah baca kisahnya ketika melintasi perbatasan Meksiko yang panas bukan alang kepalang, dengan cueknya dia hanya mengenakan celana dalam. Kebetulan, saat itu ia hanya didampingi istrinya.

Bedanya Diah, perjalanannya selalu sendiri. Bekal yang dibawanya ala kadar, terbatas, dan ia selalu pulang dengan membawakan oleh-oleh untuk temannya. Hm, yang jelas tujuan Diah berkelana untuk menemui karakter yang unik yang belum ditemuinya, memperkaya batin dan wawasan, berkontemplasi dengan nurani, serta meningkatkan sikap dan pemikirannya lebih terbuka terhdap segala sesuatu. Tak heran, kebanyakan perjalanannya ke tempat-tempat yang di mata turis Indonesia, tidak begitu lazim. Seperti ke pusat bumi, Machu Pichu, Peru yang membuatnya tidak sadar sejenak ketika meditasi akibat gejolak pusaran energi yang hebat, atau ke Italia untuk belajar bahasa bersama-sama dengan teman dari San Fransisco, main internet sampai malam, sampai pada Barcelona yang mengantarkannya menyaksikan tarian yang aneh. Wow, this is so inspirational...Jadi kebayang, nanti ke luar negeri mau kemana..Hehe.


Bagaimanapun, buku ini bukan sekadar perjalanan, tapi juga sebuah kontemplasi diri!!!

Tidak ada komentar: