Sabtu, 21 Juni 2008

Confessions of An Economic Hit Man

Disusun oleh John Perkins, pada awalnya, melihat buku ini sudah terbayang tema berat yang diulas. Pasti sedikit banyak menyinggung tentang kondisi ekonomi negara-negara terbelakang yang menerima bantuan dari organisasi keuangan, macam IMF, UNDP, ADB, atau asosiasi negara maju dengan berkembang. Dan, tema seperti ini yang bikin gw males. Buat apa baca seperti itu? Toh, sama saja isinya. Mengenai intrik dan koorporasi yang menjerat. Plus, bahasa teoritis yang dibumbui diksi ilmiah ala ekonomi, politik, dan hukum.

Okelah, John direkrut oleh salah seorang pihak ekonom ketika dia sudah menduduki posisi lumayan dalam perusahaan swasta. Maksudnya, direkrut ini ditawari kerja untuk membangun jaringan, menawarkan modal, mengembangkan investasi di negara-negara berkembang, macam Indonesia (well, sering sekali buku ini menyinggung tentang Jawa dan Indonesia), Panama, Ekuador, Iran, dsb. Mereka sebagai investor pada awalnya bermaksud baik hendak membangun negara tujuan. Ternyata, tujuan mereka lebih daripada itu. Ada koorporasi terselubung dan sindikat yang membentuk opini positif publik. Tujuan mereka eksploitasi sumber daya manusia dan alam sekaligus mendikte kebijakan yang berlaku di negara tersebut. Sebutlah, Panama. John Perkins membujuk agar Presiden Panama, Omar Torrijos berkenan menerima investasi yang tersedia dengan balasan-balasan tertentu. Sebelumnya, Panama telah bersedia mengizinkan USA untuk membangun terusan Panama, bahkan area di sekitarnya diklaim sbg milik USA.

Beberapa kondisi yang ada seperti ini membuat Perkins shock. Antara panggilan hati nurani, kemanusiaan, dengan idealisme. Terlebih sosok yang dikaguminya, Torrijo dibunuh komplotan CIA membuatnya berang. Lama terendapkan, akhirnya ia menulis buku ini dengan susah payah.

Tidak ada komentar: